Kisah Negri Yaman dan Kerajaannya Part 1
Kita kembali ke Yaman dulu agar tuntas kisah Jazirah Arab.
Di Yaman ini, waktu Abrahah mau keluar, dia kan jadi raja waktu itu di Yaman, atau tepatnya Gubernurnya Najasyi. Dia menitipkan anaknya bernama Yaksum. Jadi, waktu Abrahah mati, maka yang menjadi raja Yaksum. Yaksum meninggal, datang lagi anaknya bernama Masruq. Jadi dua orang ini adalah keturunan dari Abrahah.
Di zaman cucu Abrahah ini, Masruq, ada kisah lain. Waktu itu, ada salah satu dari turunan Rabiah ibn Nashr, turunan Dzu Nuwas juga [raja yang dikalahkan tadi oleh ‘Iryadh dan Abrahah] yang bernama Saif bin Dzi Yazin. Saif yang merupakan orang asli Yaman ini merasa terganggu kenapa orang Ethopia yang menguasai daerahnya, sementara dia ini turunannya Dzu Nuwas (raja Yaman), mestinya ini harus dikembalikan. Saif bin Dzi Yazin ingin mencoba mengembalikan kerajaan orang tuanya. Bagaimana caranya? Dia bingung.
Akhirnya dia coba menuju ke Kaisar. Kaisar ini orang nasrani di wilayah Turki ke atas sampai ke Eropa, disitu kerajaan Nasrani. Kaisar tidak mau tolong. Kenapa? Karena Najasyi ini orang nasrani seagama dengan Kaisar, dan sekarang Yaman dibawah kerajaan Nasrani, untuk apa ditolong. Sementara orang-orang asli Yaman asalnya mereka beragama Yahudi. Dan sudah ada kisah Dzu Nuwas yang dulu membantai orang-orang Nasrani.
Akhirnya, dia bingung harus kemana. Kemudian dia pergi ke Irak. Sedikit review, waktu awal diceritakan ada yang bernama Rabiah ibn Nashr, raja di Yaman. Sempat dia mimpi kalau keluarganya akan dibantai oleh orang-orang Ethopia, kemudian ada sebagian keturunannya dia selamatkan menuju ke wilayah Irak. Sampai akhirnya keturunan Rabiah ibn Nashr, mereka berkembang di Yaman menjadi kerajaan, juga berkembang di Irak menjadi kerajaan. Jadi dua wilayah; Yaman dan Irak, itu sebenarnya dari turunan Rabiah ibn Nashr, satu orang saja, dari Yaman dulu. Di Yaman itu, sampai Dzu Nuwas terakhir yang terbunuh. Di Irak, ada satu turunan dia bernama Nu’man ibn Basyir yang merupakan raja Irak yang terkenal dari turunan Rabiah ibn Nashr, satu rumpun dengan Saif. Saif ingat, kayaknya di Irak ada kerajaan besar, itu keturunan yang sama dengan dia. Dia kesana menyampaikan kepada Nu’man ibn Basyir.
Waktu itu, Nu’man ibn Basyir bukan beragama Yahudi lagi. Dia orang yang patuh dan tunduk dibawah kerajaan Furs (wilayahnya: Irak, Iran, sebagian besar India dan seluruh Rusia). Irak dulu dibawah kerajaan Furs. Jadi, Nu’man ibn Basyir ini walaupun turunan raja yaman (Rabiah ibn Nashr), tapi dia sebenarnya dibawah pemerintahan kerajaan Furs. Saif bin Dzi Yazin ini bilang, “Ini, kerajaan orang tua kita di Yaman direbut sama orang-orang Ethopia. Bisa gak kamu (Nu’man ibn Basyir) tolong, bentuk pasukan, kita serang Yaman.”
Kata Nu’man, “Tidak bisa. Walaupun saya raja di wilayah ini, tapi saya hanya seorang Gubernur (Gubernur Faris)”. Waktu itu ada raja di wilayah Faris, yang mempunyai julukan Kisrah (nama-nama Kisrah nanti akan banyak disebutkan di zaman nabi shallallaahu 'alaihi wasallam sampai zaman Umar bin Khattab).
Nu’man ibn Basyir melanjutkan, “Kalau kau mau, setiap dua bulan sekali, ada utusan dari Kisrah datang ke wilayah Irak ini, kemudian kami membayar upeti untuk Kisrah. Nanti pada saat utusan itu balik ke Kisrah, kamu boleh ikut. Nanti kamu sampaikan ke Kisrah. Kalau Kisrah utus pasukan, silakan.”
Dua bulan kemudian, datang utusan dari Kisrah. Kemudian Saif bin Dzi Yazin, anak yang tadi di Yaman merasa terganggu kenapa orang-orang Najasyi memimpin kerajaan mereka, itu ikut ke Kisrah. Tujuannya ingin minta Kisrah membantu dia untuk mengembalikan Yaman ke kerajaan turunan Rabiah ibn Nashr dan orang-orang Najasyi (Ethopia) keluar dari Yaman.
***
Sedikit tambahan. Kisrah ini punya wilayah yang sangat besar. Mereka atheis, tidak punya tuhan. Bahkan Kisrah ini dianggap tuhan oleh masyarakatnya. Dia punya kerajaan yang sangat besar. Nanti kita akan sebutkan bagaimana kerajaannya runtuh di tangan beberapa sahabat nabi, di zaman Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Dan Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam sudah mengatakan, istana putihnya Kisrah akan runtuh di tangan sebagian kecil dari ummatku. Dan memang waktu itu, yang masuk ke istananya Kisrah waktu diruntuhkan di tangan Umar bin Khattab radhiyallaahu ‘anhu, itu cuma sekitar 12 orang sahabat. Kerajaannya sangat besar luar biasa dan kisrah ini punya kerajaan yang luar biasa. Sampai waktu berhasil diruntuhkan di tangan sahabat, di dalam istananya kisrah itu banyak sekali kekayaan.
Diantara kekayaannya; gelang yang sangat besar, karena orangnya tinggi besar sehingga membutuhkan gelang yang sangat berat, di tangannya.
Tentang gelang... Ada seorang sahabat nabi, namanya Suraqah bin Malik. Suraqah bin Malik inilah yang mengejar nabi shallallaahu 'alaihi wasallam ketika nabi hijrah ke Madinah, karena orang-orang Quraisy (abu Jahal, dll) waktu itu semua memberi keputusan, siapa yang menangkap Muhammad, maka akan dikasi 100.000 ekor unta. Yang kejar Nabi namanya Suraqah bin Malik. Tapi dia tidak bisa, karena tenggelam kaki kudanya di padang pasir sampai 3 kali.
Lalu, dia bilang ke Rasulullah, “Hai Muhammad, berikan saya keamanan. Saya tidak akan ganggu kamu. Pastikan saya tidak mati”. Maka nabi shallallaahu 'alaihi wasallam berkata kepada Abu Bakr, berikan dia tulisan “Aman”, bahwasanya dia tidak akan diganggu oleh kaum muslimin nanti kalau kaum muslimin sudah menang.
Lalu kata nabi shallallaahu 'alaihi wasallam pada saat itu, “Hai Suraqah, bagaimana perasaanmu kalau di tanganmu ada gelangnya Kisrah?”. Kata Suraqah ketika ia belum beriman, “Apakah yang Anda maksud wahai Muhammad, Kisrah yang sekarang berkuasa? Saya akan pakai gelangnya?”. Kata nabi shallallaahu 'alaihi wasallam “Iya”. Nanti, Suraqah ini masuk Islam dan menjadi sahabat Nabi.
Dan di zaman Umar bin Khattab, gelangnya Kisrah termasuk bagian daripada ghanimah (harta rampasan perang), kemudian dibawa ke Madinah. Waktu di Madinah, Umar melihat kekayaan yang sangat banyak dan mengatakan, “Subhanallaah yang telah membuat mereka tergila-gila dengan harta ini, dan Alhamdulillaah yang membuat kita sama sekali tidak tertarik dengannya”. Beliau (Umar) melihat ada gelangnya Kisrah, lalu kata Umar radhiyallahu ‘anhu “Mana Suraqah? Panggil Suraqah bin Malik!”, waktu itu sudah beriman, jadi sahabat di zaman nabi shallallaahu 'alaihi wasallam. Waktu Suraqah datang, Umar berkata “Hai Suraqah, ini gelangnya Kisrah. Pakai sekarang di tanganmu. Kemudian kelilinglah Madinah dan sampaikan kepada orang-orang apa yang telah nabi shallallaahu 'alaihi wasallam sampaikan kepadamu”.
Maka Suraqah sambil menangis, ia keliling madinah mengatakan “Saya telah dikatakan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam saya akan pakai gelangnya kisrah, dan ini gelangnya kisrah”. Terus ia keliling Madinah (nanti akan disebutkan di kisah Umar bin Khattab).
Termasuk pula ghanimah yang sangat besar yaitu sebuah karpet. Besar karpet itu 60 kaki x 60 kaki, besar sekali. Kalau lagi musim salju di wilayah Faris, jika Kisrah lagi rindu ingin pohon-pohonan, ia membuka karpet itu. Jika karpet itu dibuka, ada pohon-pohonnya, dll. Bagus sekali. Itu dibawa ke Madinah. Waktu sampai ke Madinah, karpet itu tiba, Umar tidak tau mau apakan, maka Umar memotong-motong kemudian membagikan kepada sahabat. Kata Ali radhiyallahu 'anhu, “Saya dapat dan bagian saya kecil, cuma ukuran seperti sajadah. Itu saya jual 600 dirham (saking mahalnya)”.
Diantara yang lain yang banyak membuat orang-orang mengagungkan Kisrah adalah karena mahkota yang dipakai. Tiap hari, jika Kisrah ingin keluar untuk duduk di singgasananya, ada hijab/gorden/kain dimana hijab itu tidak akan dibuka sebelum mahkotanya diletakkan di atas kepalanya. Mahkotanya itu lebih besar 10x dari badannya. Mahkota yang dipenuhi banyak sekali permata itu diikat di rantai kemudian diturunkan dengan rantai tersebut hingga sampai ke arah kepalanya (jadi mahkota tidak melengket atau pas di atas kepalanya). Di atas tempat duduknya, banyak kaca-kaca yang jika terkena matahari, maka akan terpantul ke permata yang membuat permata akan menyala/bersinar. Ketika Kisrah duduk, mahkotanya sudah turun dan hijab sudah dibuka, semuanya sujud kepada Kisrah.
***
Kenapa kisah tentang Kisrah ini diangkat? Karena Saif bin Dzi Yazin yang ikut dengan gerombolan tadi, ketika tiba di di depan Kisrah, ketika hijab dibuka, semuanya sujud kepada kisrah kecuali......
Bersambung...
(Sumber: ditranskrip dari ceramah Ust. Dr. Khalid Basalamah hafidzahullaah)
#sirahnabawiyah
#sirahnabawiyah